DOLANAN

harapan dalam membuat blog ini adalah menyebarkan lagu atau tembang dolanan jawa yang saat ini sudah jarang sekali anak-anak tahu.

Ads Here

Minggu, 03 Desember 2017

SI IBU

              
Bayangan itu masuk jauh ke kenangan dikala saya masih berusia belia. Kala itu saya masih sekolah dasar. Saya bersekolah didesa, jarak yang saya tempuh menuju sekolah cukuplah dekat sekitar 1,5 km. Waktu itu tidak ada fasilitas antar jemput seperti layaknya sekarang, kebanyakan dari kami berjalan kaki kala berangkat dan pulang sekolah. Rasanya berjalan kaki adalah hal biasa buat kami.
Nah saya teringat ketika saya dalam perjalanan pulang dari sekolah ada satu lagu yang berjudul Si Ibu ( waktu dulu g tau judulnya) yang bagi saya asyik sekali untuk dinyanyikan. Lagu ini menggambarkan kegelisahan kami karena ditinggal ibu dan perut kami mulai lapar. Oh iya bagi yang belum tau di bawah  ini adalah lirik dan terjemahannya.
Ibu nandi lawange dikunci
(Ibu kemana pintunya dikunci)
Cendhelane padha ditutupi
(Jendela rumah juga tak dibuka)
Iki wis wayahe jam siji
(Sekarang sudah masuk pukul satu)
Wis wayahe wetengku diisi
(Sudah waktunya perutku dapat makanan)
Kabeh yen tak takoni
(Semua yang saya  tanya)
Mesthi mangsuli ora weruh
(Pasti jawab tidak tahu)
Kabeh yen tak takoni
Mesthi mangsuli ora weruh
(Pasti jawab tidak tahu)
Pencipta               : Anonim

Kala itu setiap pukul satu ibu saya memang tidak ada rumah, karena beliau harus bekerja. Saat ini saya tergelitik dengan lagu ini betapa sebenarnya peran ibu dalam hidup itu tidak sembarangan. Perut lapar yang bisa menolong hanya ibu, coba bayangkan lapar adalah gambaran dari kebutuhan dasar manusia dan pemenuhannya hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu. Jadi bagi saya ibu lah dasar hidup.

Bagaimana dengan anda pernahkah dengar lagu ini? Kalau ingin tahu tentang lagunya silahkan dicari sendiri ya.

1 komentar:

  1. Sugeng siang Monggo dipun ngaturaken lelakon Si ibu

    BalasHapus